Seinget saya, saya pernah membaca kalimat yang kurang lebih berbunyi 'Setiap manusia punya musimnya masing-masing'. Sesuatu yang entah bagaimana ternyata saya imani sampe hari ini. Saya cukup sering bertanya-tanya, sedang berada pada musim apakah hidup saya saat ini? apakah 'musim' yang saya alami saat ini adalah musim yang juga dialami oleh orang-orang seusia saya, atau mungkin saya cukup terlambat sehingga baru sampai di 'musim' ini. Musim pertanyaan, begitu akhirnya saya memberikan istilah. Momen di mana saya banyak bertanya pada diri sendiri, banyak belajar berkenalan lagi dengan diri saya yang hampir 26 tahun menemani saya. Musim pertanyaan setidaknya tidak terlalu membuat saya frustasi hingga rasanya bisa saja depresi, saya pernah berada di musim yang lebih buruk dari ini, tapi saya berhasil melewatinya. Sayapun yakin, musim pertanyaan ini akan berganti dengan musim yang lain ke depannya.
Saya senang bisa berada di 'musim' ini. Berarti saya bertumbuh dari seorang gadis muda labil nan emosional menjadi mungkin saja seorang wanita yang sedikit lebih dewasa daripada diri saya di musim-musim sebelumnya. Satu pertanyaan yang cukup menggelitik saya selama beberapa tahun terakhir adalah pertanyaan mengenai mana diri saya yang sebenarnya, mana diri saya yang saya bentuk karena suara-suara di sekitar yang dulunya saya dengar lebih nyaring dari suara saya sendiri. Saya bertumbuh sendirian, belajar berdamai dengan diri sendiri, merasa nyaman mempertanyakan semua ketidaknyamanan, merasa nyaman ketika tidak semua pertanyaan saya temukan jawabannya. Saya seperti berkenalan dengan sosok diri saya yang dulu pernah saya temui, tapi sosok itu menghilang karena terpapar banyak pergaulan. Saya bertumbuh dewasa dengan harapan bahwa saya dapat diterima oleh orang lain karena saya memenuhi standar kelayakan penerimaan orang terhadap diri saya, saya lupa bahwa yang baik bagi saya bisa saja adalah mereka yang menerima saya seada-adanya saya, termasuk semua ambisi ingin bertumbuh tetapi juga semua ambisi untuk tidak terlalu berambisi. Saya bertanya-tanya, sejak kapan saya berpikir bahwa situasi paling ideal adalah saat saya memenuhi standar yang saya kira saya buat untuk diri saya, tetapi setelah saya banyak bertanya, banyak menggali, berbincang dengan diri sendiri, saya temukan fakta bahwa standar-standar ideal dalam pikiran saya adalah standar yang saya coba bentuk dari standar-standar orang lain melalui seluruh indera saya. Dari melihat bagaimana orang lain bisa diterima dengan baik karena dia memenuhi standar tertentu, mendengar bagaimana seseorang memperoleh apa yang seharusnya ia dapatkan tanpa berusaha terlalu keras karena dia memenuhi standar tertentu, merasakan bahwa dengan standar-standar tersebut memang butuh saya capai jika saya ingin hidup nyaman. Terima kasih musim pertanyaan, kehadiranmu mengajari saya untuk mempertanyakan banyak hal, termasuk mempertanyakan mana yang sesungguhnya suara saya yang ingin saya dengar dengan nyaring, mana suara sekitar yang berbisik tapi dominan menguasi. Saya masih sering kebingungan berjalan di 'musim' ini, tapi seperti dulu saat 'musim' terdahulu terasa sulit, pilihan saya hanya terus berjalan meski dalam kebingungan tanpa menghentikan langkah. 'Musim' ini tidak akan selamanya. Akan datang 'musim-musim' lain dengan segala tantangannya. Saya hanya harus terus berjalankan?
Sebuah catatan di H-8 menuju usia ke 26,
Ayu
0 comments:
Post a Comment